Resensi Buku Douwes Dekker Sang Inspirator Revolusi
RESENSI DOUWES DEKKER SANG INSPIRATOR REVOLUSI
- Judul Buku : Douwes Dekker "Sang Inspirator Revolusi"
- Pengarang : Seri Buku Tempo
- Penerbit :Tempo dan KPG
- Jumlah halaman : Kurang lebih 168 halaman
- Tahun terbit : 2012
- Bahasa : Bahasa Indonesia
- Jenis cover : Soft Cover
- Kategori : Sejarah
- Seri : Seri Buku Tempo Bapak Bangsa
- ISBN : 978-979-91-0969-9
Ernest
Francois Eugene Douwes Dekker adalah penggerak revolusi uang keturunan Belanda,
Prancis, Jerman, dan Jawa. Bersama Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat, Ernest Douwes
Dekker dibuang ke Belanda. Di situ pun tiga serangkai ini getol menyuarakan
perjuangan Indische Partij. Hukuman berat ia alami saat diasingkan, ke kamp
gelap di Suriname, dengan kebutaan yang masih menderanya. Meminjam nama Jopie
Radjiman, ia nekat kembali ke Tanah Air untuk terus menyuarakan cita-cita
Indische Partij : Kemerdekaan Hindia atau Indonesia.
Di dalam tubuhnya mengalir darah Belanda, Perancis, Jerman, dan Jawa, tapi
semangatnya lebih menggelora ketimbang penduduk bumiputra. Pemerintah kolonial
Belanda menerapkan cap berbahaya kepadanya. Ia, Ernest Francois Eugene Douwes
Dekker atau nama Jawanya adalah Danudirja Setiabudi, orang pertama yang
mendirikan partai politik Indonesia. Meski bukan penduduk Indonesia tulen, ke
mana-mana Ernest Douwes Dekker selalu mengaku sebagai orang Jawa. Kecintaannya
kepada Hindia memang luar biasa. Ia mendedikasikan seluruh hidupnya demi
kemerdekaan Indonesia. Sebagai penggerak revolusi, gagasan Ernest melampui
zamannya. Tur propagandanya menginspirasi Tjokroaminoto dalam menghimpun massa.
Konsep nasionalismenya mempunyai andil saat Sukarno mendirikan Partai Nasional Indonesia.
Tapi ia hidup di pembuangan ketika proklamasi kemerdekaan dibacakan.
Buku
ini menceritakan kisah si pemberani yang dikenal sebagai Danudirja Setiabudi.
Selain itu, buku ini adalah salah satu contoh buku yang bisa menginspirasi
generasi muda di Indonesia. Dengan membaca buku ini, pembaca akan belajar untuk
meneladani konsep nasionalisme yang dimiliki Douwes Dekker. Di dalam buku ini
ada beberapa timeline yang dapat mempermudah pembaca untuk mengerti ceritanya.
Setiap ucapan dan tulisan Ernest Francois Eugene Douwes Dekker mengundang
curiga pemerintah Hindia-Belanda. Ia dianggap agitator berbahaya. Dari rumahnya
di kompleks STOVIA, dia menyusupkan pandangan kebangsaan Hindia kepada
pemuda-pemuda terpelajar di sekolah kedokteran Jawa. Dan sejarah Republik
mencatatnya sebagai motor penggerak zaman baru dengan mendirikan Indische
Partij, partai politik pertama Hindia-Belanda yang berdiri pada tanggal 6
September 1912. Di dalam Insische Partij Douwes Dekker berhasil membuat Tjipto
Mangoenkoesoemo yaitu kawan lamanya bergabung dengan partai yang ia dirikan dan
juga berhasil menarik perhatian Soewardi Soerjaningrat atau nama lainnya
adalah Ki Hajar Dewantara bergabung bersamanya. Mereka membangun Indische
Partij bersama dan banyak merekrut anggota baru. Sampai Indische Partij
akhirnya dibubarkan oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Douwes
Dekker lahir pada tanggal 8 Oktober 1879 di Pasuruan, Jawa Timur. Tahun 1897 ,
ketika itu usianya 18 tahun. Ia bekerja di perkebunan Soember Doeren dan
berlanjut ke Pabrik Gula. Dikedua tempat itu, ia selalu berkonflik dengan
atasan karena membela nasib buruh. Tahun 1904, ia menikah dengan Clara
Charlotte Deiji dan dikaruniai 2 orang putra yang meninggal sejakkecil dan 3
orang putri yang dibawa oleh ibunya pada perceraian tahun 1919. Ekonomi buruk
dan anti Belanda membuatnya tidak bisa bertemu dengan putrinya lagi.
Berdarah campuran Eropa-Jawa, Ernest Douwes Dekker tumbuh di Pasuruan, kota
kecil di pesisir utara Jawa Timur. Jiwa pemberontak pria yang masih memiliki
hubungan darah dengan pengarang Max Havelaar, Eduard Douwes Dekker,
ini mengental saat bekerja di dua perkebunan di kawasan rumahnya. Melihat kaum
pribumi ditindas, Douwes Dekker mundur. Pada usia 20 tahun, ia angkat senjata
melawan Inggris di Republik Transvaal, Afrika Selatan. Peluru menembus tubuh
Douwes Dekker. Sempat ditahan tentara Inggris, ia dijuluki “anak pemberani”.
Petualangan asmara Douwes Dekker tak kalah seru.Douwes Dekker menikah tiga
kali, semuanya dengan perempuan Indonesia. Salah satu cucunya yaitu Olave Joan
Roemer, cucu setiabudi dari Sieglinde Ragna Sigrid, putri bungsunya, mengaku
hanya tiga kali bertemu dengan sang kakek yang tak lain adalah Ernest Douwes
Dekker.
Pada 20 Mei 1908, ia menyarankan pentingnya perhimpunan media massa pada saat hadir dalam kongres pertama Boedi Oetomo. Pada tanggal 6 September 1912, ia membentuk Indische Partij. Namun, capberbahaya dari Belanda membuatnya harus membubarkan Indische Partij pada tanggal 31 Maret 1913.
Pada 20 Mei 1908, ia menyarankan pentingnya perhimpunan media massa pada saat hadir dalam kongres pertama Boedi Oetomo. Pada tanggal 6 September 1912, ia membentuk Indische Partij. Namun, capberbahaya dari Belanda membuatnya harus membubarkan Indische Partij pada tanggal 31 Maret 1913.
Pada
tanggal 6 September 1913, Douwes Dekker, Tjopto, dan Soewardi dibuang ke
Belanda. September 1922, ia bekerja di Sekolah Nyonya Meyer di Kebon Kelapa,
Bandung. Setahun kemudian ia mendirikan Ksatrian Institut. Disanalah, ia
bertemu dengan Soekarno dan sangatpercaya bahwa Soekarno dapat memegang
Indonesia. Pada tanggal 22 September 1926, ia menikah dengan Johanna Patronella
Mossel dan berakhir saat Douwes dibuang ke Suriname.
Tahun 1941-1946, ia di tuduh menjadi kaki tangan Jepang saat bekerja di kamar dagang Jepang, di Jakarta dan dipenjarakan di berbagai tempat. Pada tanggal 4 Januari 1947, ia datang ke Istana Negara Yogyakarta dan bertemudengan Presiden Soekarno dan tokoh pejuang lainnya. Kemudian, mengganti namanya menjadi Danudirja Setiabudi. Pemerintah memberinya berbagai jabatan, seperti menteri negara, Dewan Pertimbangan Agung, dan penasihat pribadi Soekarno. Pada tanggal 8 Maret 1947, ia menikah dengan Nelly yang mengubah namanya menjadi Harumi Wanasita di Yogyakarta. Di tahun yang sama, ia menjadi mualaf danmasuk ke dalam Partai Masyumi.
Tahun 1941-1946, ia di tuduh menjadi kaki tangan Jepang saat bekerja di kamar dagang Jepang, di Jakarta dan dipenjarakan di berbagai tempat. Pada tanggal 4 Januari 1947, ia datang ke Istana Negara Yogyakarta dan bertemudengan Presiden Soekarno dan tokoh pejuang lainnya. Kemudian, mengganti namanya menjadi Danudirja Setiabudi. Pemerintah memberinya berbagai jabatan, seperti menteri negara, Dewan Pertimbangan Agung, dan penasihat pribadi Soekarno. Pada tanggal 8 Maret 1947, ia menikah dengan Nelly yang mengubah namanya menjadi Harumi Wanasita di Yogyakarta. Di tahun yang sama, ia menjadi mualaf danmasuk ke dalam Partai Masyumi.
Mengaku sebagai orang Jawa yang anti-Belanda, Ernest Douwes Dekker memiliki
peran sentral di lingkaran Sukarno saat usia Republik masih muda. Ia sering
sowan ke Padepokan Taman Siswa, Sekolah yang didirikan Ki Hadjar Dewantara,
bila tak ada kesibukan di Istana Negara. Sang pemberani ini masuk Masyumi
karena tertarik ide pergerakan Islam modern yang diusung Natsir. Tak lama
setelah dibebaskan Belanda, Douwes Dekker tamat oleh penyakit. Jantungnya
lemah, parunya digerogoti bronkitis. Di saat-saat terakhir, ia masih sempat
bergurau tentang tubuhnhya yang bernasib sama seperti Republik, “Jalan 100
meter, berhenti didorong-dorong.”
Pada tanggal 21 Desember 1948, ia dipenjarakan
Belanda atas operasi militer untuk merebut kekuasaan Belanda dan dibebaskan
tahun 1949 yang kemudian menetap di Bandung. Kesehatannya kini semakin
memburuk, sehingga ia harus di larikan ke Rumah Sakit. Akhirnya, beliau
meninggal pada tanggal 28 Agustus 1950 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Cikutra,Bandung.
Ada
beberapa keunggulan buku ini yaitu memiliki illustrasi yang banyak agar bisa
menarik perhatian dan mempermudah pembacanya. Serta, buku ini menjelaskan
tentang kehidupan Douwes Dekker dengan lengkap dan detail.
Disamping memiliki keunggulan, buku ini memiliki kelemahan yaitu menggunakan
bahasa yang rumit dan menyebabkan anak anak kesulitan memahami beberapa
kalimat. Selain itu, kualitas kertasnya bisa ditingkatkan.
Buku ini lebih baik dibaca orang yang menyukai sejarah Indonesia dan bisa
mengerti kata kata rumit.
Komentar
Posting Komentar